Merdeka Belajar, program gebrakan Mendikbud Nadiem Makarim. Salah satu konsepnya, menghapus ujian nasional (UN) lalu diganti dengan cara {assessment|evaluation} Kompetensi Minumum dan Survei Karakter.
DARA | JAKARTA – Belum banyak orang tahu apa itu Merdeka Belajar, program awal Mendteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendiokbud) Nadiem Makarim.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud, Ade Erlangga Masdiana menuturkan, konsep Merdeka Belajar dalam sistem pendidikan nasional itu adalah suatu konsep perubahan pada sistem pendidikan nasional yang akan berlangsung di masa mendatang.
Konsep sistem pendidikan ala Nadiem ini adalah bagaimana pemerintah dapat menciptakan suasana belajar dan mengajar dengan suasana {happy|joyful|pleased} dengan cara mengusung tingkat kesetaraan antara murid dan guru. Diyakini, jika antara murid dan guru tidak memiliki jarak dalam proses belajar mengajar, maka di situ akan muncul pola sharing ilmu pengetahuan antar murid dan guru, sehingga murid juga dapat menikmati suasana belajar dan mengajar di sekolah.
“Makanya tag kita itu Merdeka Belajar. Merdeka Belajar itu bahwa pendidikan itu harus menciptakan sebuah suasana, suasana yang membahagiakan bahagia buat siapa? bahagia buat guru, bahagia buat peserta didik, bahagia buat orang tua, bahagia untuk semua,” ujarnya seperti dikutip dari viva.co.id.
Dalam konsep itu, lanjut Ade, Kemendikbud akan menghapus Ujian Nasional (UN) mulai tahun 2021 mendatang. Penghapusan UN yang dimaksud adalah, UN tidak akan menjadi syarat penentuan kelulusan siswa didik lagi. UN akan diganti dengan assesment kompetensi {minimum|minimal} dan survei karakter.
Jadiasessmentyang kita lakukan itu tidak diakhir periode kelas mas,asessmentitu untuk melakukan pemetaan,asessmentkompetensi {minimum|minimal} ya jadi anak-anak itu, atau guru juga atau sekolah, itu juga di-asess, dilakukan penilaian. Makanya dilakukan di tengah-tengah anak untuk usia kelas {4|four}, anak usia untuk usia kelas {8|eight}, dan usia kelas {11|eleven} itu kan masih ada jeda untuk melakukan evaluasi dan pembenahan di tahun berikutnya,” kata Ade Erlangga.***